Saya Sekarang

Jika memang sekarang saya masih kurang tertutup dalam berpakaian

Sungguh, saya sebenarnya ingin sekali menyempurnakannya

Jika memang sekarang saya masih berbicara ceplas ceplos dan tak ada aturan

Sungguh, saya ingin memperbaiki dengan kata-kata yang halus

Jika memang sekarang saya masih berteman dengan lawan jenis dengan bebas

Sungguh, saya ingin membatasi dan menjaga pandangan

Jika memang sekarang saya masih merasa canggung memakai jilbab lebar

Sungguh, saya ingin memakainya dan merasa nyaman

Jika memang sekarang saya masih belum bisa menunjukkan rasa sayang pada seseorang

Sungguh, saya ingin sekali menunjukkannya

Jika memang sekarang saya berharap memiliki seseorang yang memperhatikan saya lebih

Sungguh, saya masih berpikir keluarga pun cukup

Jika memang sekarang saya iri melihat kawan saya memiliki seseorang spesial untuk mengaduh

Sungguh, saya masih memilih emak untuk tempat mengaduh

Beginilah saya sekarang

Entah, ini yang terbaik buat saya atau bukan

Tentu Allah yang lebih tahu

#Salam hangat untuk Bapak terhebat sedunia

semoga saya tidak mengecewakanmu :’)

Genetika untuk Pemuliaan Tanaman

Genetika, genetika lagiiii..
DNA, RNA. Aduh, dari dulu gw pusing ngertiin tuh bab. Apalagi suruh ngapalin. 😦
Hari Senin besok, mau tak mau aku harus melahapnya. Walau udah kekenyangan bubur kacang ijo yang dibeliin temen sekontrakan tadi.
Lahap, lahap genetika.
Ku kunyah dan ku telan kau dengan Bismillah
Bismillahirrahmanirrahim..

Tentang Bapak

Teringat cerita emakku, tentang alm. bapak:

Setiap pagi, di saat emakku sedang membuat sarapan.
Bapakku akan selalu menemani di pinggir dapur di atas kursi kayu,
sambil menanti sarapan selesai, bapakku selalu mengasah pisau-pisau yg ada di dapur, sampai benar-benar tajam. Hal itu selalu dilakukannya setiap pagi.
Sampai saatnya beliau tiada, kini pisau-pisau itu pun tak ada yang tak berguna..
Bapak, begitu kau memikirkan segala.. i luv yu :*

anakmu rindu 🙂

Surat Untuk Bapak di Surga (Amin)

Kupersembahkan tulisan ini untuk Bapak,

Ku tulis coretan ini saat tiba-tiba aku teringat padamu Bapak

Apa kabar kau di sana?

Mungkinkah sedang sarapan pagi dengan sambal orek dan ikan asin di atas daun pisang seperti yang kita lakukan biasanya?

Mungkinkah sedang membaca ayat suci-Nya yang biasa kau lakukan ba’da shalat maghrib dan shubuh dengan suara lantangmu?

Suara yang terdengar sampai ujung jalan depan rumah, tapi aku tetap tak terbangun walau mendengar suara bacaan lantangmu itu

Aku di sini hanya ingin mengabarkan

Aku sudah mulai gemuk Bapak, berat badanku nambah 2 kg

Makanku juga makin lahap saja, badanku sering berkeringat (kata orang, orang sehat sering berkeringat kan?)

Aku bahagia di sini Bapak, tak usah khawatir

Aku memiliki teman-teman yang baik, peduli, dan gila-gila

Aku juga tak kalah dalam kuliah, hasil ujianku cukup lumayan walau ada juga yang parah

Tapi setidaknya aku masih bisa menandingi teman-teman yang lain dan tidak terlalu ketinggalan

Bapak, aku sebenarnya membayangkan saat wisuda nanti, kau datang bersama Emak melihatku memakai toga dan menerima penghargaan atas prestasiku

Membayangkan foto bersamamu, emak, mbak I, kak Luthfi, cacak, dan anthunk di depan gedung Graha Widya Wisuda

Dan satu lagi harapanku yang sangat ingin terkabul, ialah melihatmu memakai baju ihram putih di tanah suci yang selama ini kau idamkan

Bapak, aku bangga menjadi bagian dari hidupmu

Betapa aku sungguh mengharapkan nantinya aku memiliki suami sepertimu

Di sela-sela hari yang padat, dan terkadang lupa padamu, aku tiba-tiba menangis mengingat suara lantangmu di telepon saat menanyakan kabar

Aku tak tahu apakah sudah menjadi anak yang telah membalas semua yang telah kau berikan selama ini, karena kesempatan untuk itu telah tiada

Terkadang aku berpikir, saat aku merasakan kerinduan yang sangat padamu, aku ingin segera menyusulmu

Karena ku pikir, dunia ini tak lain hanya sebuah penantian untuk menunggu kematian

Bapak, aku salut padamu

Saat kau meninggalkan kami, kau telah menunaikan tugas dengan sangat sempurna

Bapak,

Betapa aku mencintaimu tanpa batas

Betapa aku menyayangimu mengalahi segalanya

Betapa aku merindukanmu dengan sangat, sangat sangat sedalam-dalamnya

Salam dari anak bungsumu

Bogor, 20 Mei 2011


KTM Raib

Kamis, 7 April 2011

Hari ini sebuah keajaiban atau bencana terjadi padaku.

Hari kedua Ujian Tengah Semester TPB IPB. Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, lumayan masih bisa santai. Seharian sebelum ujian aku malah benyak tidurnya daripada belajar. Aku berniat memakai ilmu insting untuk mengerjakan soal nanti.  Hehehe

Ujian dimulai pukul 13.00 WIB, dan aku sudah siap-siap sejak pukul 12.20 WIB, dengan baju dan kerudung yang sudah rapi. Dengan hati tenang aku pun berangkat, tak sabar ingin segera menerapkan ilmu instingku ini.

Dalam perjalanan menuju ruang ujian, ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku. Tak seperti biasanya, aku merasa ada yang kurang. Akhirnya untuk menenangkan pikiranku dengan memeriksa isi tasku, pulpen ada, KTM? Ku periksa di dompetku ternyata nggak ada. Aku panik. Ku ulangi hal yang sama berkali-kali, namun tetap sia-sia, KTM tetap nggak ketemu. Akhirnya ku putuskan balik ke asrama untuk mengecek apakah KTM-ku ketinggalan di asrama. Walaupun lumayan jauh, ku paksakan untuk kembali. Dan ternyata tak ada hasil, tetap nggak ketemu.

Ku putuskan tetap pergi ujian meski KTM tak ada di tangan. Dan ku sempatkan untuk melapor ke Sekretariat TPB untuk meminta surat keterangan. Tak disangka melapor malah semakin membuatku gugup, petugasnya menyuruhku mengisi formulir keterangan kehilangan dengan disertai materei Rp 3000,- ditambah foto ukuran 2 x 3. Gila! Ujian tinggal 10 menit lagi dan aku harus nyari tetek bengek itu semua. Bodoh amat, akhirnya aku memutuskan meninggalkan formulir yang diberi petugas dan menuju ruang ujian. Terserah dah, kalau boleh masuk ya beruntung kalau nggak boleh ya aku ikut ujian susulan. Sangat sederhana pikiranku menghadapi masalah yang kompleks.

Kurang lima menit ujian dimulai, dan aku baru dalam perjalanan menuju ruang ujian. Ya Allah.. Semoga Engkau memudahkan semua urusanku. Sampai di depan kelas ternyata ujian belum dimulai, teman-teman masih di luar kelas. Alhamdulillah…

Tepat pukul 13.00 WIB, ujian dimulai. Sebelum mengerjakan soal aku melapor ke pengawas dengan hati deg-degan. Takut nggak diperbolehkan ikut ujian. Ku sampaikan bahwa KTM-ku tiba-tiba hilang dan akhirnya dengan mudahnya pengawas mengatakan bahwa aku boleh mengikuti ujian. Huaaaaah.. Tak serepot yang ku bayangkan. Terima kasih bu pengawas.

Selama ujian, pikiranku masih belum tenang. Dari 20 soal, yang bisa ku jawab hanya sekitar 7 nomor. Aduh.. Beberapa menit kemudian hatiku akhirnya bisa tenang. Dan soal yang sebelumnya terasa repot buatku, tiba-tiba jadi gampang semua. Hohoho… Terima kasih ya Allah..

Selesai ujian, tiba-tiba aku teringat ujian hari kemarin, perasaan KTM-ku sudah ku masukkan dalam tas tapi ternyata nggak ada. Akhirnya ku putuskan menyusuri ruangan ujian kemarin.

Sampai di depan ruangan itu ternyata nggak dipake ujian. Untung.. Akhirnya aku pun berniat masuk dan mencari. Eh, tiba-tiba nongol petugas membuka pintu. Dan aku pun mengikutinya dari belakang. Sampai di dalam ku sampaikan maksudku, dan segera beranjak untuk menyusuri deretan kursi-kursi. Tiba-tiba pak petugas mencegahku dan berkata “Sudah diberesin neng, biasa ditaruh di dalam lemari ini”. Kata pak petugas sambil menunjuk sebuah lemari yang terkunci. Oh, aku pun menghentikan langkahku. Dan bapak petugas itu pun membuka lemari bertuliskan R. OPERATOR dan mengambil dua buah kartu mirip kartu ATM. Dan ternyata, salah satu darinya adalah milikku. Alhamdulillah…

Hal yang tak terduga seperti ini sering terjadi padaku. Sebuah keajaiban, rencana Allah yang belum ku mengerti apa hikmah di balik semuanya. Mungkin segala yang ditakdirkan-Nya padaku merupakan bukti cinta-Nya padaku. Thank you Allah..