Kupersembahkan tulisan ini untuk Bapak,
Ku tulis coretan ini saat tiba-tiba aku teringat padamu Bapak
Apa kabar kau di sana?
Mungkinkah sedang sarapan pagi dengan sambal orek dan ikan asin di atas daun pisang seperti yang kita lakukan biasanya?
Mungkinkah sedang membaca ayat suci-Nya yang biasa kau lakukan ba’da shalat maghrib dan shubuh dengan suara lantangmu?
Suara yang terdengar sampai ujung jalan depan rumah, tapi aku tetap tak terbangun walau mendengar suara bacaan lantangmu itu
Aku di sini hanya ingin mengabarkan
Aku sudah mulai gemuk Bapak, berat badanku nambah 2 kg
Makanku juga makin lahap saja, badanku sering berkeringat (kata orang, orang sehat sering berkeringat kan?)
Aku bahagia di sini Bapak, tak usah khawatir
Aku memiliki teman-teman yang baik, peduli, dan gila-gila
Aku juga tak kalah dalam kuliah, hasil ujianku cukup lumayan walau ada juga yang parah
Tapi setidaknya aku masih bisa menandingi teman-teman yang lain dan tidak terlalu ketinggalan
Bapak, aku sebenarnya membayangkan saat wisuda nanti, kau datang bersama Emak melihatku memakai toga dan menerima penghargaan atas prestasiku
Membayangkan foto bersamamu, emak, mbak I, kak Luthfi, cacak, dan anthunk di depan gedung Graha Widya Wisuda
Dan satu lagi harapanku yang sangat ingin terkabul, ialah melihatmu memakai baju ihram putih di tanah suci yang selama ini kau idamkan
Bapak, aku bangga menjadi bagian dari hidupmu
Betapa aku sungguh mengharapkan nantinya aku memiliki suami sepertimu
Di sela-sela hari yang padat, dan terkadang lupa padamu, aku tiba-tiba menangis mengingat suara lantangmu di telepon saat menanyakan kabar
Aku tak tahu apakah sudah menjadi anak yang telah membalas semua yang telah kau berikan selama ini, karena kesempatan untuk itu telah tiada
Terkadang aku berpikir, saat aku merasakan kerinduan yang sangat padamu, aku ingin segera menyusulmu
Karena ku pikir, dunia ini tak lain hanya sebuah penantian untuk menunggu kematian
Bapak, aku salut padamu
Saat kau meninggalkan kami, kau telah menunaikan tugas dengan sangat sempurna
Bapak,
Betapa aku mencintaimu tanpa batas
Betapa aku menyayangimu mengalahi segalanya
Betapa aku merindukanmu dengan sangat, sangat sangat sedalam-dalamnya
Salam dari anak bungsumu
Bogor, 20 Mei 2011