Rindu

Ya Allah…

Aku tidak meminta-Mu untuk menumbuhkan rasa ini

Aku pun tidak tahu kapan rasa ini menghampiriku

Yang ku tahu adalah sekarang perasaan ini menyiksaku, menggangguku

Kadang aku ingin marah kenapa Engkau ciptakan perasaan seperti ini

Namun kadang pula aku merasa menjadi manusia paling bahagia

Dan..

Rasa rindu yang sekarang menyerangku

Aku benci rindu,

Aku muak rindu,

Caba kau bisa diusir,

Tapi aku takkan mengusirmu..

Aku bersyukur merasakannya.

ILUSI KEBOSANAN

Selasa, 12 April 2011

Pentingkah sebuah pertemuan?

Bila dalam lubuknya hanya egoisme yang bersarang

Pentingkah sebuah pengorbanan?

Bila dalam tanduknya kepamrihan yang menjawab

Bukan masalah ada atau tidaknya rasa

Namun lebih dari sekadar eksistensi sikap

Yang berujung ketakterdugaan sebuah kenyataan

Tanyakan pada otakmu, apa gunanya dia bersarang di kepalamu

Tanyakan pada hatimu, buat apa dia memenuhi isi perutmu

Dan tanyakan pula pada esofagus yang ada di saluran telingamu

Apa dia sudah tak berfungsi?

Sentuhlah segalanya dengan kelembutan, keikhlasan

Bukan dengan kepamrihan sampai minus tak hingga

Ataupun keangkuhan tanpa gravitasi

Hingga terus melambung sampai titik klimaks tanpa akhir

Jadilah penabur keindahan layaknya awan

Kecerahan pagi yang diciptakan

mampu menorehkan sebersit asa

Bahwa hari ini adalah hari berharganya

KTM Raib

Kamis, 7 April 2011

Hari ini sebuah keajaiban atau bencana terjadi padaku.

Hari kedua Ujian Tengah Semester TPB IPB. Mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, lumayan masih bisa santai. Seharian sebelum ujian aku malah benyak tidurnya daripada belajar. Aku berniat memakai ilmu insting untuk mengerjakan soal nanti.  Hehehe

Ujian dimulai pukul 13.00 WIB, dan aku sudah siap-siap sejak pukul 12.20 WIB, dengan baju dan kerudung yang sudah rapi. Dengan hati tenang aku pun berangkat, tak sabar ingin segera menerapkan ilmu instingku ini.

Dalam perjalanan menuju ruang ujian, ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku. Tak seperti biasanya, aku merasa ada yang kurang. Akhirnya untuk menenangkan pikiranku dengan memeriksa isi tasku, pulpen ada, KTM? Ku periksa di dompetku ternyata nggak ada. Aku panik. Ku ulangi hal yang sama berkali-kali, namun tetap sia-sia, KTM tetap nggak ketemu. Akhirnya ku putuskan balik ke asrama untuk mengecek apakah KTM-ku ketinggalan di asrama. Walaupun lumayan jauh, ku paksakan untuk kembali. Dan ternyata tak ada hasil, tetap nggak ketemu.

Ku putuskan tetap pergi ujian meski KTM tak ada di tangan. Dan ku sempatkan untuk melapor ke Sekretariat TPB untuk meminta surat keterangan. Tak disangka melapor malah semakin membuatku gugup, petugasnya menyuruhku mengisi formulir keterangan kehilangan dengan disertai materei Rp 3000,- ditambah foto ukuran 2 x 3. Gila! Ujian tinggal 10 menit lagi dan aku harus nyari tetek bengek itu semua. Bodoh amat, akhirnya aku memutuskan meninggalkan formulir yang diberi petugas dan menuju ruang ujian. Terserah dah, kalau boleh masuk ya beruntung kalau nggak boleh ya aku ikut ujian susulan. Sangat sederhana pikiranku menghadapi masalah yang kompleks.

Kurang lima menit ujian dimulai, dan aku baru dalam perjalanan menuju ruang ujian. Ya Allah.. Semoga Engkau memudahkan semua urusanku. Sampai di depan kelas ternyata ujian belum dimulai, teman-teman masih di luar kelas. Alhamdulillah…

Tepat pukul 13.00 WIB, ujian dimulai. Sebelum mengerjakan soal aku melapor ke pengawas dengan hati deg-degan. Takut nggak diperbolehkan ikut ujian. Ku sampaikan bahwa KTM-ku tiba-tiba hilang dan akhirnya dengan mudahnya pengawas mengatakan bahwa aku boleh mengikuti ujian. Huaaaaah.. Tak serepot yang ku bayangkan. Terima kasih bu pengawas.

Selama ujian, pikiranku masih belum tenang. Dari 20 soal, yang bisa ku jawab hanya sekitar 7 nomor. Aduh.. Beberapa menit kemudian hatiku akhirnya bisa tenang. Dan soal yang sebelumnya terasa repot buatku, tiba-tiba jadi gampang semua. Hohoho… Terima kasih ya Allah..

Selesai ujian, tiba-tiba aku teringat ujian hari kemarin, perasaan KTM-ku sudah ku masukkan dalam tas tapi ternyata nggak ada. Akhirnya ku putuskan menyusuri ruangan ujian kemarin.

Sampai di depan ruangan itu ternyata nggak dipake ujian. Untung.. Akhirnya aku pun berniat masuk dan mencari. Eh, tiba-tiba nongol petugas membuka pintu. Dan aku pun mengikutinya dari belakang. Sampai di dalam ku sampaikan maksudku, dan segera beranjak untuk menyusuri deretan kursi-kursi. Tiba-tiba pak petugas mencegahku dan berkata “Sudah diberesin neng, biasa ditaruh di dalam lemari ini”. Kata pak petugas sambil menunjuk sebuah lemari yang terkunci. Oh, aku pun menghentikan langkahku. Dan bapak petugas itu pun membuka lemari bertuliskan R. OPERATOR dan mengambil dua buah kartu mirip kartu ATM. Dan ternyata, salah satu darinya adalah milikku. Alhamdulillah…

Hal yang tak terduga seperti ini sering terjadi padaku. Sebuah keajaiban, rencana Allah yang belum ku mengerti apa hikmah di balik semuanya. Mungkin segala yang ditakdirkan-Nya padaku merupakan bukti cinta-Nya padaku. Thank you Allah..